A.Mengenal
Tanaman Mahkota Dewa
1.
Morfologi Tanaman Mahkota Dewa
Tanaman mahkota dewa (Phaleria
Macrocarpa) masuk dalam famili Thymelaece. Tanaman ini bias ditemukan
dan ditanam di pekarangan rumah, di kebun dan di jalan sebagai tanaman peneduh.
Tanaman mahkota dewa ternyata bukan sekedar pohon penghijauan yang sekaligus
berfungsi untuk peneduh. Hampir semua bagian dari tanaman ini mengandung
khasiat yang besar pengaruhnya bagi dunia pengobatan alternatif. Bagian-bagian
tanaman ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Berikut ini
bagian-bagian dari tanaman mahkota dewa :
a. Pohon
Pohon Mahkota Dewa
sosoknya berupa pohon perdu. Tajuk pohonnya bercabang-cabang. Ketinggian pohon
rata – rata sekitar 1,5—2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai tinggi
lima meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun.
b. Batang
Batangnya terdiri dari kulit dan
kayu. Kulit batang berwarna cokelat kehijauan, sementara kayunya berwarna
putih. Batang mahkota dewa bergetah. Diameternya dapat mencapai 15cm dan
percabangan batang cukup banyak.
c. Daun
Daun mahkota dewa merupakan daun
tunggal. Bentuknya lonjong, langsing, memanjang, dan berujung lancip. Hampir
menyerupai bentuk daun jambu air, tetapi lebih langsing. Teksturnya pun lebih
liat dan warnanya hijau. Daun tua berwarna lebih gelap daripada daun muda.
Permukaannya licin dan tidak berbulu. Permukaan bagian atas berwarna lebih tua
daripada permukaan bagian bawah. Panjang daun bisa mencapai 7-10cm dengan lebar
3-5cm.
d. Bunga
Bunga mahkota dewa merupakan bunga
majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-4 bunga. Pertumbuhan bunga menyebar di
batang atau ketiak daun. Warnanya putih, bentuknya seperti terompet kecil, dan
baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar
sepanjang tahun atau tak kenal musim, tetapi paling sering tumbuh pada musim
hujan.
e. Buah
Buah mahkota dewa merupakan cirri
khas tanaman mahkota dewa. Bentuknya bulat, permukaan licin dan beralur. Pada
malam hari, jika terkena sinar lampu tampak seperti berkilau. Buahnya mampu
tumbuh dengan lebar. Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang dan
biji. Buah mahkota dewa saat muda berwarna hijau, sedangkan saat tua, warnanya
menjadi merah marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5-1mm. Daging buah berwarna
putih. Ketebalan daging bervariasi, tergantung pada ukuran buah.
f. Akar
Akar tunggang
berwarna kuning kecoklatan
g. Cangkang
Cangkang buah adalah batok pada
buah. Jadi, cangkang merupakan bagian buah yang paling dekat dengan biji.
Cangkang buah berwarna putih dan ketebalannya bisa mencapai 2mm. Rasa cangkang
buah sepat-sepat pahit, tetapi setelah matang rasanya sepat-sepat manis.
h. Biji
Biji mahkota dewa merupakan bagian yang paling beracun, biji
buah berbentuk bulat, dan berwarna putih. Diameternya mencapai 2cm. Biji
mahkota dewa merupakan bagian tanaman yang paling beracun. Kandungan utama biji
mahkota dewa adalah saponin. Senyawa ini telah diteliti dan diketahui efektif
untuk mengendalikan keong mas yang merupakan salah satu hama utama tanaman
padi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji mahkota
dewa ternyata lebih efektif dari ekstrak rerak jika dipergunakan sebagai moluskisida
nabati. Hal ini mungkin disebabkan kandungan saponin pada ekstrak biji mahkota
dewa lebih tinggi dari kandungan saponin pada ekstrak biji rerak. Namun
demikian asumsi ini masih perlu dikaji lebih lanjut. Di
samping bersifat moluskisidal saponin juga dilaporkan bersifat fungisidal,
bakterisidal, dan antiviral. Oleh karena itu penggunaan pestisida nabati
berbahan aktif ekstrak biji mahkota dewa selain dapat dipergunakan untuk
mengendalikan serangan keong mas diharapkan juga dapat mengendalikan OPT lainnya
pada tanaman padi.
Pestisida nabati berbahan aktif ekstrak biji mahkota dewa
dapat dibuat dengan cara menggiling 100 gr biji mahkota dewa hingga halus. Biji
yang telah hancur kemudian direndam di dalam 250 ml air selama 24 jam kemudian
disaring dengan kain halus sehingga pada saat disemprotkan tidak menyumbat
nozel penyemprot. Selanjutnya ke dalam air saringan ditambahkan 50 ml minyak
tanah/solar dan 5-10 gr sabun colek kemudian diaduk hingga homogen. Formula
selanjutnya dilarutkan ke dalam 10 liter air lalu siap dipergunakan.Pemanfaatan
pestisida nabati secara umum memberikan prospek yang cukup menjanjikan. Hal ini
ada kaitannya dengan proses pembuatannya tidak membutuhkan tehnologi tinggi
sedang bahan aktifnya mudah terurai (bio-degradable) sehingga relatif kurang
berbahaya bagi kehidupan.
Pestisida nabati juga memiliki pengaruh cepat dalam
menghambat nafsu makan serangga sehingga dapat menekan kerusakan tanaman.
Keunggulan lainnya bahwa pestisida nabati biasanya memiliki spectrum
pengendalian yang luas dan dapat diandalkan digunakan untuk mengendalikan hama
yang telah resisten terhadap insektisida sintetis. Karena tingkat toksisitasnya
terhadap mamalia relatif rendah maka pestisida ini aman bagi manusia dan mahluk
hidup berguna lainnya
2. Habitat Tanaman
Mahkota Dewa
Mahkota dewa telah dikenal puluhan
tahun yang lalu di Negara China. Di China mahkota dewa disebut dengan nama
Shuan Tao. Selain di China, di Indonesia pada awalnya mahkota dewa tumbuh di
Papua. Tetapi di masyarakat lokal mahkota dewa tidak di anggap sebagai tanaman
berkhasiat, sehingga mahkota dewa banyak dibiarkan dan berkembang sebagai
tanaman liar.
Mahkota dewa dinamai berdasarkan
tempat asalnya, yaitu Phaleria Papuana. Namun, ada pula yang memberikan
nama berdasarkan ukuran buahnya yang besar (makro), yaitu Phaleria
Macrocarpa. Sebutan atau nama lain untuk mahkota dewa cukup banyak. Ada
yang menyebut dengan nama Pustaka Dewa, Derajat, Mahkota Ratu, Mahkota Raja,
Trimahkota, dan masih banyak lagi. Di Jawa Tengah, orang orang menyebutnya
dengan nama Makuto Mewo, Makuto Rojo DAN Makuto Ratu. Ada pula orang banten
yang menyebut mahkota dewa dengan sebutan Raja Obat.
B.
Klasifikasi
Tanaman Mahkota Dewa
Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Subkelas :
Rosidae
Ordo :
Myrtales
Famili :
Thymelaeaceae
Genus :
Phalero
Spesies :
Phaleria Macrocarpa
C.
Kandungan
Kimia
Tanaman mahkota dewa mengandung zat
kimia yaitu zat antihistamin yang mampu mencegah alergi. Disamping itu, tanaman
mahkota dewa bersifat axytosin dan sintosinon yang merangsang kerja otot rahim
untuk mempermudah proses melahirkan selama persalinan. Kandungan kimia pada daun
mahkota dewa adalah antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifend. Pada kulit
buah ada alkaloid, saponin, dan flafanoid. Di dalam tanaman mahkota dewa
terdapat kandungan aktif pada buahnya, kandungan tersebut seperti :
1. Alkaloid, Alkaloid
adalah senyawa yang mengandung unsur Nitrogen, yang biasanya terasa pahit.
Selain unsur Nitrogen, Carbon dan Hidrogen, Alkaloid juga mengandung Oksigen
dan Sulfur. Jarang sekali mengandung Chlorin, Bromin dan Fosfor. Sebagian
Alkaloid menjadi racun bagi organisme lain. Alkaloid berfungsi sebagai
detoksifikasi yang dapat menetralisir racun-racun di dalam tubuh
2.
Saponin, Saponin merupakan
senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi.
Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa yang mantap
jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam. Saponin yang
berfungsi untuk :
a.
Sumber anti bakteri dan anti virus
b.
Meningkatkan vitalitas
c.
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
d.
Mengurangi kadar gula dalam darah, dan
e.
Mengurangi penggumpalan darah
3. Flavonoid,
yang berfungsi untuk :
a.
Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh
b.
Mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
c.
Mengurangi kadar alcohol
d.
Mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh
darah
e.
Mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
f.
Mengandung antiflamasi (anti radang)
g.
Mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau
pembengkakan.
4. Poliferol,
yang berfungsi sebagai pencegah alergi
Mahkota dewa atau yang nama
latinnya Phaleria macrocarpa adalah salah satu tanaman obat
asli indonesia tepatnya berasal dari daerah papua irian jaya. Tanaman yang
hidup didaerah tropis ini sudah sejak lama digunakan sebagai obat untuk
mengatasi berbagai keluhan penyakit seperti diabetes, darah tinggi, liver, dan
lain-lain.
5. Axytosin dan
sintosinon
-
memudahkan proses melahirkan selama persalinan.
Bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan
yaitu daging dan kulit buah serta bagian daun. Buah mahkota dewa tidak tumbuh
sepanjang musim, pemanfaat buah untuk obat bisa dilakukan ketika buah sudah berwarna
merah sebagai tanda bahwa buah sudah masak. Bagian daun dan kulit buah bisa
digunakan untuk obat baik dalam keaadaan segar atau sudah dikeringkan,
sedangkan daging buah harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu.
D. Budidaya Tanaman Mahkota Dewa
Jika Anda berminat membudidayakan mahkota
dewa,
penting untuk diketahui bahwa tanaman perdu tersebut merupakan tumbuhan yang
bisa berkembang subur di dataran rendah dan dataran dengan ketinggian maksimal
1200 meter dari dasar laut. Oleh sebab itu, pastikan tempat Anda berada pada
kualifikasi tersebut. Pada dasarnya budidaya tanaman mahkota dewa sangat mudah.
Bisa dengan cara vegetatif maupun generatif. Dengan cara generatif, artinya
budidaya mahkota dewa memanfaatkan bibit berupa biji buah mahkota dewa itu
sendiri. Sedangkan dengan cara vegetatif, artinya dengan cara mencangkok bagian
pohon mahkota dewa. Secara umum, yang paling banyak digunakan adalah cara yang
pertama yakni melalui bibit biji. Namun mengingat cangkokan lebih cepat
berbuah, tak jarang juga yang memilih cara vegetatif. Medium tanam mahkota dewa
bisa di pot maupun ditanam secara langsung di tanah. Namun, pilihan terbaik
mungkin ditanam langsung mengingat akarnya yang tunggang.
2. Memilih Bibit
Jika Anda memilih cara vegetatif, maka langkahnya
cukup sederhana. Pilihlah pohon yang hendak dicangkok. Dalam memilih pohon,
perhatikan tempilan pohon, intensitasnya dalam berbuah dan hal lainnya. Sama
halnya jika Anda memilih cara generatif, bibit penting untuk diseleksi. Sebab
bibit yang baik pasti akan memberikan hasil yang juga baik. Mengingat tamanan mahkota dewa
tidak memiliki siklus musim dalam berbuah, maka bibit terbaik adalah tanaman
yang berbuah lebih produktif dan memiliki kualitas buah yang lebih baik.
3.Pengolahan
Tanah, Penanaman, Pemupukan
Setelah bibit tersedia, hal lain yang penting
diperhatikan adalah pengolahan medium tanam. Sebelum menanam bibit, perhatikan
kesuburan tanah. Ada baiknya digemburkan terlebih dahulu dengan cara diberi
pupuk dasar. Selain tanah, lubang tanam juga penting untuk diperhatikan jika
Anda memilih cara generatif. Penting untuk membiarkan lubang tanam terbuka
selama seminggu agar terkena udara luar dan terpapar sinar matahari.
Setelah bibit dan medium tanam telah siap,
selanjutnya adalah langkah penanaman. Sebenarnya, hal yang paling menguntungkan
dari budidaya mahkota dewa adalah tidak adanya siklus musim baik itu tanam
maupun berbuah. Jadi tidak ada waktu khusus jika ingin menanam mahkota dewa.
Setelah proses penanaman, yang perlu Anda perhatikan selanjutnya adalah
pemeliharaan berupa pemupukan, penyiraman, dan penyiangan dari gulma dan juga
pembasmian hama.
4. Penyiraman,Pemupukan, Penyiangan
Dalam budidaya
mahkota dewa, penting untuk memperhatikan perawatan seperti pemupukan.
Pada dasarnya, pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik berbahan alami.
Anorganik tidak dianjurkan sebab residu kimianya akan mempengaruhi buah padahal
buah mahkota dewa merupakan bahan obat herbal. Tentu kandungan kimia akan
mempengaruhi kualitas pengobatan. Hal lain yang penting adalah proses
penyiraman. Selama hidupnya, tanaman mahkota dewa digolongkan sebagai tanaman
yang konsumsi airnya cukup tinggi. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan
masalah hama juga gulma. Lakukan proses penyiangan secara frekuentif untuk
melawan gulma sepanjang tahun. Sedangkan untuk hama, umumnya yang sering
menyerang mahkota dewa adalah belalang, ulat buah, dan juga kutu putih.
Pakailah pestisida organik untuk mengusir hama tersebut.
5.
Panen
Langkah terakhir dalam proses budidaya mahkota dewa adalah masa
panen. Buah mahkota dewa yang siap panen berwarna merah terang dan memiliki bau
manis layaknya gula pasir. Setelah dipetik, untuk meningkatkan nilai jual, Anda
bisa melakukan beberapa proses seperti penyortiran, pencucian, pemotongan
daging buah, pengeringan dan lain-lain. Namun, dalam kondisi tertentu, Anda
juga bisa menjual buah mahkota dewa dalam keadaan segar. Pemanenan
Dalam memanen mahkota dewa, perhatikan dulu bagian yang akan dipanen:
1) Daun yang dipanen adalah daun yang masih
segar dan tidak terkena penyakit. Daun yang dipanen hendaknya sudah cukup tua.
Cirinya, bentuknya paling besar dan warnanya lebih gelap.
2) Buah yang dipanen adalah buah yang sudah
benar-benarmatang dan sehat atau tidak terkena penyakit. Cirinya, tampak segar,
tidak memiliki cacat sedikitpun, dan berwarna merah marun.
3) Biji yang diambil untuk obat adalah biji
dari buah yang sudah benar-benar matang.
4) Batang
yang diambil adalah batang yang sudah cukup umur. Cirinya,warna coklatnya lebih
banyak daripada warna hijaunya.
E.
Manfaat Tanaman Mahkota Dewa
Mahkota Dewa Sebagai Zat Antihistamin
Penelitian lain mengenai Mahkota Dewa dilakukan oleh
Dr. Regina Sumastuti. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa buah Mahkota Dewa
mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi, misalnya aneka
penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal,
selesma, dan sesak napas.
Mahkota Dewa Sebagai Zat Antiradang
Kandungan Mahkota Dewa juga dapat efektif berfungsi
sebagai antiradang (antiinflamasi). Telah diteliti aktivitas antiradang ekstrak
n-heksan, etilasetat, etanol dan air buah mahkota dewa dengan dosis 15 mg/kg bb
dan 30 mg/kg bb dan isolatnya pada tikus betina galur Wistar (menggunakan
λ-karagenan sebagai penginduksi radang). Ekstrak dibuat secara refluks
bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etilasetat, etanol dan air. Ekstrak
etanol dengan dosis 30 mg/kg bb menunjukkan aktivitas menghambat radang paling
kuat.
Mahkota Dewa Sebagai Zat Oxytosin
Penelitian yang dilakukan oleh Sumastuti (2007) juga
membuktikan bahwa ekstrak buah tanaman Mahkota Dewa mampu berperan seperti
oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga persalinan
berlangsung lebih lancar.
Mahkota
Dewa Sebagai Zat Antikanker
Sebagai tanaman obat, telah banyak dilakukan
penelitian untuk menguji kemampuan Mahkota Dewa sebagai obat untuk terapi
kanker. Berikut ini adalah beberapa kandungan senyawa dalam Mahkota Dewa yang
diteliti untuk melawan kanker.
(1)
Ribosome Inactivating Proteins (RIPs)
Kandungan lain dari Mahkota Dewa yang memiliki
kemampuan sebagai penyembuh adalah protein yang disebut sebagai Ribosome
Inactivating Proteins (RIPs). Menurut Sismindari (2008), RIPs ini merupakan
sekelompok protein toksik dalam tanaman yang mempunyai aktivitas
RNA-glycosidase, yaitu kemampuan untuk menghambat sintesis protein pada
mamalia. RIPs mempunyai kemampuan memotong DNA superkoil. Adanya aktivitas
tersebut menjadikan RIPs sebagai kandidat yang potensial dalam terapi kanker.
(2) Senyawa Gillic Acid (GA)
Penelitian yang juga mendukung kemampuan Mahkota
Dewa dalam mengatasai penyakit kanker dilakukan oleh Faried, et.al (2006).
Disebutkan disana bahwa senyawa Gallic Acid yang diisolasi dari buah tanaman
Mahkota Dewa menunjukkan hasil yang signifikan dalam menghambat proliferasi sel
kanker TE-2. Dalam percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa sel kanker
yang diinduksi dengan senyawa GA akan mengalami perubahan morfologi setelah
pengamatan 12 jam. Sedangkan induksi terhadap sel non kanker tidak menunjukkan
adanya perubahan setelah pengamatan selama 48 jam. Dari hal tersebut
disimpulkan bahwa Gillic Acid dari Mahkota Dewa merupakan kandidat potensial
untuk pengobatan penyakit kanker.
(3)
Senyawa Etanol
Sementara itu Bakhriansyah (2004) mengatakan bahwa
dalam ekstrak biji tanaman Mahkota Dewa terkandung senyawa Etanol yang bersifat
sitotoksik. Uji aktivitas sitotoksik ekstrak Etanol biji Mahkota Dewa pada
kultur sel kanker payudara T47D dilakukan dengan metode triphan blue dan
diamati secara visual setelah diinkubasi dengan selama 24 jam. Aktivitas
penghambatan proliferasi diamati secara visual setelah diinkubasi selama 24, 48
dan 72 jam. Ekspresi protein COX-2 diamati dengan pengecatan secara
imunohistokimia setelah sel diinkubasi selama 24 jam. Dalam percobaan ini
didapatkan hasil bahwa senyawa Etanol dapat menghambat proliferasi sel kanker
payudara T47D melalui penghambatan ekspresi protein COX-2.
Mahkota Dewa Untuk Mengobati Diabetes Mellitus
Penelitian mengenai kemampuan Mahkota Dewa dalam
menurunkan gula darah dilakukan oleh Santoso dkk (2006). Percobaan ini menggunakan
rebusan daging buah Mahkota Dewa dan menggunakan tikus putih. Hasil yang
diperoleh menunjukkan hasil bahwa rebusan daging mahkota Dewa dapat menurunkan
kadar glukosa dalam darah. Hasil yang serupa juga ditunjukkan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Sugiwati et al. (2006).
Penurunan kadar glukosa darah akibat perlakuan
Mahkota Dewa dapat dijelaskan melalui dua mekanisme utama, yaitu secara intra
pankreatik dan ekstra pankreatik.Mekanisme intra pankreatik bekerja dengan cara
memperbaiki (regenerasi) sel pankreas yang rusak dan melindungi sel dari
kerusakan serta merangsang pelepasan insulin. Kemampuan ini dimiliki oleh
alkaloid dan flavonoid. Alkaloid terbukti mempunyai kemampuan regenerasi sel
pankreas yang rusak. Flavonoid mempunyai sifat sebagai antioksidan sehingga
dapat melindungi kerusakan sel-sel pankreas dari radikal bebas. Mekanisme
ekstra pankreatik dapat berlangsung melalui berbagai mekanisme.
Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara
menghambat absorbsi glukosa di usus, meningkatkan transportrasi glukosa di
dalam darah merangsang sintesis glikogen dan menghambat sintesis gluksoa dengan
menghambat enzim glukosa 6-fosfatase, fruktosa 1,6-bifosfatase serta
meningkatkan oksidasi glukosa melalui glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Glukosa
6-fosfatase dan fruktosa 1,6-bifosfatase merupakan enzim yang berperan dalam
glukoneogenesis. Penghambatan pada kedua enzim ini akan menurunkan pembentukan
glukosa dari substrat lain selain karbohidrat.
G.Cara
penyajian Mahkota Dewa Sebagai Obat
1. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk
mengobati diabetes melitus :
Bahan :
-
Mahkota Dewa 5-6 buah, diiris
-
Air bersih 5 gelas
Cara Membuat :
-
Rebus irisan buah mahkota dewa hingga
tersisa 3 gelas,lalu saring
-
Minum 3 kali sehari tiap minum 1 gelas
2. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk
mengobati Hepatitis :
Bahan :
-
Daging buha Mahkota Dewa kering sebanyak
5 gr
-
Pegagan 15 gr
-
Sambiloto kering 10 gr
-
Daun dewa 15 gr
-
Air bersih 5 gelas
Cara Membuat :
-
Rebus semua bahan hingga tersisa 3 gelas,
lalu saring
-
Minum 3 kali sehari tiap minum 1 gelas
3. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk
mengobati kanker dan tumor :
Bahan :
-
Daging buah Mahkota Dewa kering sebanyak
5 gr
-
Temu putih 5 gr
-
Sambiloto kering 10 gr
-
Air bersih 5 gelas
Cara Membuat :
-
Rebus semua bahan hingga tersisa 3
gelas, lalu saring
-
Minum 3 kali sehari sebelum makan tiap
minum 1 gelas
4. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk
mengobati rematik dan asam urat :
Bahan :
-
Daging buah Mahkota Dewa kering sebanyak
5 gr
-
Sambiloto kering 10 gr
-
Air bersih 5 gelas
Cara Membuat :
-
Rebus semua bahan hingga tersisa 3
gelas, lalu saring
-
Minum 3 kali sehari sebelum makan tiap
minum 1 gelas
5. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk
mengobati disentri :
Bahan :
-
Daging buah Mahkota Dewa sebanyak 5 gr
-
Air bersih 5 gelas
Cara Membuat :
-
Rebus sampai mendidih selama 15 menit ,
singinka, saring, dan minum airnya sekaligus
6. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk
mengobati eksim, gatal-gatal :
Bahan :
-
Daun Mahkota Dewa segar secukupnya
Cara Membuat :
-
Giling sampai halus
-
Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu
balut
-
Ganti 2-3 kali sehari