Langsung ke konten utama

MARI SEJENAK MENGENAL MAHKOTA DEWA


  A.Mengenal Tanaman Mahkota Dewa




1.     Morfologi Tanaman Mahkota Dewa
Tanaman mahkota dewa (Phaleria Macrocarpa) masuk dalam famili Thymelaece. Tanaman ini bias ditemukan dan ditanam di pekarangan rumah, di kebun dan di jalan sebagai tanaman peneduh. Tanaman mahkota dewa ternyata bukan sekedar pohon penghijauan yang sekaligus berfungsi untuk peneduh. Hampir semua bagian dari tanaman ini mengandung khasiat yang besar pengaruhnya bagi dunia pengobatan alternatif. Bagian-bagian tanaman ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Berikut ini bagian-bagian dari tanaman mahkota dewa :

a. Pohon
Pohon Mahkota Dewa sosoknya berupa pohon perdu. Tajuk pohonnya bercabang-cabang. Ketinggian pohon rata – rata sekitar 1,5—2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai tinggi lima meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun.

b. Batang
Batangnya terdiri dari kulit dan kayu. Kulit batang berwarna cokelat kehijauan, sementara kayunya berwarna putih. Batang mahkota dewa bergetah. Diameternya dapat mencapai 15cm dan percabangan batang cukup banyak.

c. Daun
Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal. Bentuknya lonjong, langsing, memanjang, dan berujung lancip. Hampir menyerupai bentuk daun jambu air, tetapi lebih langsing. Teksturnya pun lebih liat dan warnanya hijau. Daun tua berwarna lebih gelap daripada daun muda. Permukaannya licin dan tidak berbulu. Permukaan bagian atas berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah. Panjang daun bisa mencapai 7-10cm dengan lebar 3-5cm.

d. Bunga
Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2-4 bunga. Pertumbuhan bunga menyebar di batang atau ketiak daun. Warnanya putih, bentuknya seperti terompet kecil, dan baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar sepanjang tahun atau tak kenal musim, tetapi paling sering tumbuh pada musim hujan.
e. Buah
Buah mahkota dewa merupakan cirri khas tanaman mahkota dewa. Bentuknya bulat, permukaan licin dan beralur. Pada malam hari, jika terkena sinar lampu tampak seperti berkilau. Buahnya mampu tumbuh dengan lebar. Buah mahkota dewa terdiri dari kulit, daging, cangkang dan biji. Buah mahkota dewa saat muda berwarna hijau, sedangkan saat tua, warnanya menjadi merah marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5-1mm. Daging buah berwarna putih. Ketebalan daging bervariasi, tergantung pada ukuran buah.

f. Akar
   Akar tunggang berwarna kuning kecoklatan

g. Cangkang
Cangkang buah adalah batok pada buah. Jadi, cangkang merupakan bagian buah yang paling dekat dengan biji. Cangkang buah berwarna putih dan ketebalannya bisa mencapai 2mm. Rasa cangkang buah sepat-sepat pahit, tetapi setelah matang rasanya sepat-sepat manis.

h. Biji
Biji mahkota dewa merupakan bagian yang paling beracun, biji buah berbentuk bulat, dan berwarna putih. Diameternya mencapai 2cm. Biji mahkota dewa merupakan bagian tanaman yang paling beracun. Kandungan utama biji mahkota dewa adalah saponin. Senyawa ini telah diteliti dan diketahui efektif untuk mengendalikan keong mas yang merupakan salah satu hama utama tanaman padi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji mahkota dewa ternyata lebih efektif dari ekstrak rerak jika dipergunakan sebagai moluskisida nabati. Hal ini mungkin disebabkan kandungan saponin pada ekstrak biji mahkota dewa lebih tinggi dari kandungan saponin pada ekstrak biji rerak. Namun demikian asumsi ini masih perlu dikaji lebih lanjut. Di samping bersifat moluskisidal saponin juga dilaporkan bersifat fungisidal, bakterisidal, dan antiviral. Oleh karena itu penggunaan pestisida nabati berbahan aktif ekstrak biji mahkota dewa selain dapat dipergunakan untuk mengendalikan serangan keong mas diharapkan juga dapat mengendalikan OPT lainnya pada tanaman padi.
 Pestisida nabati berbahan aktif ekstrak biji mahkota dewa dapat dibuat dengan cara menggiling 100 gr biji mahkota dewa hingga halus. Biji yang telah hancur kemudian direndam di dalam 250 ml air selama 24 jam kemudian disaring dengan kain halus sehingga pada saat disemprotkan tidak menyumbat nozel penyemprot. Selanjutnya ke dalam air saringan ditambahkan 50 ml minyak tanah/solar dan 5-10 gr sabun colek kemudian diaduk hingga homogen. Formula selanjutnya dilarutkan ke dalam 10 liter air lalu siap dipergunakan.Pemanfaatan pestisida nabati secara umum memberikan prospek yang cukup menjanjikan. Hal ini ada kaitannya dengan proses pembuatannya tidak membutuhkan tehnologi tinggi sedang bahan aktifnya mudah terurai (bio-degradable) sehingga relatif kurang berbahaya bagi kehidupan.
 Pestisida nabati juga memiliki pengaruh cepat dalam menghambat nafsu makan serangga sehingga dapat menekan kerusakan tanaman. Keunggulan lainnya bahwa pestisida nabati biasanya memiliki spectrum pengendalian yang luas dan dapat diandalkan digunakan untuk mengendalikan hama yang telah resisten terhadap insektisida sintetis. Karena tingkat toksisitasnya terhadap mamalia relatif rendah maka pestisida ini aman bagi manusia dan mahluk hidup berguna lainnya

2.  Habitat Tanaman Mahkota Dewa
Mahkota dewa telah dikenal puluhan tahun yang lalu di Negara China. Di China mahkota dewa disebut dengan nama Shuan Tao. Selain di China, di Indonesia pada awalnya mahkota dewa tumbuh di Papua. Tetapi di masyarakat lokal mahkota dewa tidak di anggap sebagai tanaman berkhasiat, sehingga mahkota dewa banyak dibiarkan dan berkembang sebagai tanaman liar.

Mahkota dewa dinamai berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria Papuana. Namun, ada pula yang memberikan nama berdasarkan ukuran buahnya yang besar (makro), yaitu Phaleria Macrocarpa. Sebutan atau nama lain untuk mahkota dewa cukup banyak. Ada yang menyebut dengan nama Pustaka Dewa, Derajat, Mahkota Ratu, Mahkota Raja, Trimahkota, dan masih banyak lagi. Di Jawa Tengah, orang orang menyebutnya dengan nama Makuto Mewo, Makuto Rojo DAN Makuto Ratu. Ada pula orang banten yang menyebut mahkota dewa dengan sebutan Raja Obat.


B.   Klasifikasi Tanaman Mahkota Dewa

Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)

Kingdom                     : Plantae
Subkingdom                : Tracheobionta
Super Divisi                : Spermatophyta
Divisi                           : Magnoliophyta
Kelas                           : Magnoliopsida
Subkelas                      : Rosidae
Ordo                            : Myrtales
Famili                          : Thymelaeaceae
Genus                          : Phalero
Spesies                        : Phaleria Macrocarpa

C.   Kandungan Kimia

Tanaman mahkota dewa mengandung zat kimia yaitu zat antihistamin yang mampu mencegah alergi. Disamping itu, tanaman mahkota dewa bersifat axytosin dan sintosinon yang merangsang kerja otot rahim untuk mempermudah proses melahirkan selama persalinan. Kandungan kimia pada daun mahkota dewa adalah antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifend. Pada kulit buah ada alkaloid, saponin, dan flafanoid. Di dalam tanaman mahkota dewa terdapat kandungan aktif pada buahnya, kandungan tersebut seperti :
1.      Alkaloid, Alkaloid adalah senyawa yang mengandung unsur Nitrogen, yang biasanya terasa pahit. Selain unsur Nitrogen, Carbon dan Hidrogen, Alkaloid juga mengandung Oksigen dan Sulfur. Jarang sekali mengandung Chlorin, Bromin dan Fosfor. Sebagian Alkaloid menjadi racun bagi organisme lain. Alkaloid berfungsi sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racun-racun di dalam tubuh

2.      Saponin,  Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam. Saponin yang berfungsi untuk :
a.    Sumber anti bakteri dan anti virus
b.   Meningkatkan vitalitas
c.    Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
d.   Mengurangi kadar gula dalam darah, dan
e.    Mengurangi penggumpalan darah
3.      Flavonoid, yang berfungsi untuk :
a.    Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh
b.    Mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
c.    Mengurangi kadar alcohol
d.   Mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah
e.    Mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
f.     Mengandung antiflamasi (anti radang)
g.    Mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.
4.      Poliferol, yang berfungsi sebagai pencegah alergi
 Mahkota dewa atau yang nama latinnya Phaleria macrocarpa adalah salah satu tanaman obat asli indonesia tepatnya berasal dari daerah papua irian jaya. Tanaman yang hidup didaerah tropis ini sudah sejak lama digunakan sebagai obat untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit seperti diabetes, darah tinggi, liver, dan lain-lain.

 5.     Axytosin dan sintosinon
-          memudahkan proses melahirkan selama persalinan.
Bagian tanaman yang bisa dimanfaatkan yaitu daging dan kulit buah serta bagian daun. Buah mahkota dewa tidak tumbuh sepanjang musim, pemanfaat buah untuk obat bisa dilakukan ketika buah sudah berwarna merah sebagai tanda bahwa buah sudah masak. Bagian daun dan kulit buah bisa digunakan untuk obat baik dalam keaadaan segar atau sudah dikeringkan, sedangkan daging buah harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu.

 

D. Budidaya Tanaman Mahkota Dewa


1. Vegetatif Dan Generatif

Jika Anda berminat membudidayakan mahkota dewa, penting untuk diketahui bahwa tanaman perdu tersebut merupakan tumbuhan yang bisa berkembang subur di dataran rendah dan dataran dengan ketinggian maksimal 1200 meter dari dasar laut. Oleh sebab itu, pastikan tempat Anda berada pada kualifikasi tersebut. Pada dasarnya budidaya tanaman mahkota dewa sangat mudah. Bisa dengan cara vegetatif maupun generatif. Dengan cara generatif, artinya budidaya mahkota dewa memanfaatkan bibit berupa biji buah mahkota dewa itu sendiri. Sedangkan dengan cara vegetatif, artinya dengan cara mencangkok bagian pohon mahkota dewa. Secara umum, yang paling banyak digunakan adalah cara yang pertama yakni melalui bibit biji. Namun mengingat cangkokan lebih cepat berbuah, tak jarang juga yang memilih cara vegetatif. Medium tanam mahkota dewa bisa di pot maupun ditanam secara langsung di tanah. Namun, pilihan terbaik mungkin ditanam langsung mengingat akarnya yang tunggang.

2. Memilih Bibit

Jika Anda memilih cara vegetatif, maka langkahnya cukup sederhana. Pilihlah pohon yang hendak dicangkok. Dalam memilih pohon, perhatikan tempilan pohon, intensitasnya dalam berbuah dan hal lainnya. Sama halnya jika Anda memilih cara generatif, bibit penting untuk diseleksi. Sebab bibit yang baik pasti akan memberikan hasil yang juga baik. Mengingat tamanan mahkota dewa tidak memiliki siklus musim dalam berbuah, maka bibit terbaik adalah tanaman yang berbuah lebih produktif dan memiliki kualitas buah yang lebih baik.

3.Pengolahan Tanah, Penanaman, Pemupukan

Setelah bibit tersedia, hal lain yang penting diperhatikan adalah pengolahan medium tanam. Sebelum menanam bibit, perhatikan kesuburan tanah. Ada baiknya digemburkan terlebih dahulu dengan cara diberi pupuk dasar. Selain tanah, lubang tanam juga penting untuk diperhatikan jika Anda memilih cara generatif. Penting untuk membiarkan lubang tanam terbuka selama seminggu agar terkena udara luar dan terpapar sinar matahari.
Setelah bibit dan medium tanam telah siap, selanjutnya adalah langkah penanaman. Sebenarnya, hal yang paling menguntungkan dari budidaya mahkota dewa adalah tidak adanya siklus musim baik itu tanam maupun berbuah. Jadi tidak ada waktu khusus jika ingin menanam mahkota dewa. Setelah proses penanaman, yang perlu Anda perhatikan selanjutnya adalah pemeliharaan berupa pemupukan, penyiraman, dan penyiangan dari gulma dan juga pembasmian hama.

4. Penyiraman,Pemupukan, Penyiangan

Dalam budidaya mahkota dewa, penting untuk memperhatikan perawatan seperti pemupukan. Pada dasarnya, pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik berbahan alami. Anorganik tidak dianjurkan sebab residu kimianya akan mempengaruhi buah padahal buah mahkota dewa merupakan bahan obat herbal. Tentu kandungan kimia akan mempengaruhi kualitas pengobatan. Hal lain yang penting adalah proses penyiraman. Selama hidupnya, tanaman mahkota dewa digolongkan sebagai tanaman yang konsumsi airnya cukup tinggi. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan masalah hama juga gulma. Lakukan proses penyiangan secara frekuentif untuk melawan gulma sepanjang tahun. Sedangkan untuk hama, umumnya yang sering menyerang mahkota dewa adalah belalang, ulat buah, dan juga kutu putih. Pakailah pestisida organik untuk mengusir hama tersebut.

5. Panen

Langkah terakhir dalam proses budidaya mahkota dewa adalah masa panen. Buah mahkota dewa yang siap panen berwarna merah terang dan memiliki bau manis layaknya gula pasir. Setelah dipetik, untuk meningkatkan nilai jual, Anda bisa melakukan beberapa proses seperti penyortiran, pencucian, pemotongan daging buah, pengeringan dan lain-lain. Namun, dalam kondisi tertentu, Anda juga bisa menjual buah mahkota dewa dalam keadaan segar. Pemanenan Dalam memanen mahkota dewa, perhatikan dulu bagian yang akan dipanen:

 1) Daun yang dipanen adalah daun yang masih segar dan tidak terkena penyakit. Daun yang dipanen hendaknya sudah cukup tua. Cirinya, bentuknya paling besar dan warnanya lebih gelap.

 2) Buah yang dipanen adalah buah yang sudah benar-benarmatang dan sehat atau tidak terkena penyakit. Cirinya, tampak segar, tidak memiliki cacat sedikitpun, dan berwarna merah marun.

 3) Biji yang diambil untuk obat adalah biji dari buah yang sudah benar-benar matang.

4) Batang yang diambil adalah batang yang sudah cukup umur. Cirinya,warna coklatnya lebih banyak daripada warna hijaunya.

E. Manfaat Tanaman Mahkota Dewa

Mahkota Dewa Sebagai Zat Antihistamin
Penelitian lain mengenai Mahkota Dewa dilakukan oleh Dr. Regina Sumastuti. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa buah Mahkota Dewa mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi, misalnya aneka penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas.

 Mahkota Dewa Sebagai Zat Antiradang
Kandungan Mahkota Dewa juga dapat efektif berfungsi sebagai antiradang (antiinflamasi). Telah diteliti aktivitas antiradang ekstrak n-heksan, etilasetat, etanol dan air buah mahkota dewa dengan dosis 15 mg/kg bb dan 30 mg/kg bb dan isolatnya pada tikus betina galur Wistar (menggunakan λ-karagenan sebagai penginduksi radang). Ekstrak dibuat secara refluks bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etilasetat, etanol dan air. Ekstrak etanol dengan dosis 30 mg/kg bb menunjukkan aktivitas menghambat radang paling kuat.

Mahkota Dewa Sebagai Zat Oxytosin
Penelitian yang dilakukan oleh Sumastuti (2007) juga membuktikan bahwa ekstrak buah tanaman Mahkota Dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar.

Mahkota Dewa Sebagai Zat Antikanker
Sebagai tanaman obat, telah banyak dilakukan penelitian untuk menguji kemampuan Mahkota Dewa sebagai obat untuk terapi kanker. Berikut ini adalah beberapa kandungan senyawa dalam Mahkota Dewa yang diteliti untuk melawan kanker.

(1) Ribosome Inactivating Proteins (RIPs)
Kandungan lain dari Mahkota Dewa yang memiliki kemampuan sebagai penyembuh adalah protein yang disebut sebagai Ribosome Inactivating Proteins (RIPs). Menurut Sismindari (2008), RIPs ini merupakan sekelompok protein toksik dalam tanaman yang mempunyai aktivitas RNA-glycosidase, yaitu kemampuan untuk menghambat sintesis protein pada mamalia. RIPs mempunyai kemampuan memotong DNA superkoil. Adanya aktivitas tersebut menjadikan RIPs sebagai kandidat yang potensial dalam terapi kanker.

(2) Senyawa Gillic Acid (GA)
Penelitian yang juga mendukung kemampuan Mahkota Dewa dalam mengatasai penyakit kanker dilakukan oleh Faried, et.al (2006). Disebutkan disana bahwa senyawa Gallic Acid yang diisolasi dari buah tanaman Mahkota Dewa menunjukkan hasil yang signifikan dalam menghambat proliferasi sel kanker TE-2. Dalam percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa sel kanker yang diinduksi dengan senyawa GA akan mengalami perubahan morfologi setelah pengamatan 12 jam. Sedangkan induksi terhadap sel non kanker tidak menunjukkan adanya perubahan setelah pengamatan selama 48 jam. Dari hal tersebut disimpulkan bahwa Gillic Acid dari Mahkota Dewa merupakan kandidat potensial untuk pengobatan penyakit kanker.


(3) Senyawa Etanol
Sementara itu Bakhriansyah (2004) mengatakan bahwa dalam ekstrak biji tanaman Mahkota Dewa terkandung senyawa Etanol yang bersifat sitotoksik. Uji aktivitas sitotoksik ekstrak Etanol biji Mahkota Dewa pada kultur sel kanker payudara T47D dilakukan dengan metode triphan blue dan diamati secara visual setelah diinkubasi dengan selama 24 jam. Aktivitas penghambatan proliferasi diamati secara visual setelah diinkubasi selama 24, 48 dan 72 jam. Ekspresi protein COX-2 diamati dengan pengecatan secara imunohistokimia setelah sel diinkubasi selama 24 jam. Dalam percobaan ini didapatkan hasil bahwa senyawa Etanol dapat menghambat proliferasi sel kanker payudara T47D melalui penghambatan ekspresi protein COX-2.

 Mahkota Dewa Untuk Mengobati Diabetes Mellitus
Penelitian mengenai kemampuan Mahkota Dewa dalam menurunkan gula darah dilakukan oleh Santoso dkk (2006). Percobaan ini menggunakan rebusan daging buah Mahkota Dewa dan menggunakan tikus putih. Hasil yang diperoleh menunjukkan hasil bahwa rebusan daging mahkota Dewa dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah. Hasil yang serupa juga ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sugiwati et al. (2006).

Penurunan kadar glukosa darah akibat perlakuan Mahkota Dewa dapat dijelaskan melalui dua mekanisme utama, yaitu secara intra pankreatik dan ekstra pankreatik.Mekanisme intra pankreatik bekerja dengan cara memperbaiki (regenerasi) sel pankreas yang rusak dan melindungi sel dari kerusakan serta merangsang pelepasan insulin. Kemampuan ini dimiliki oleh alkaloid dan flavonoid. Alkaloid terbukti mempunyai kemampuan regenerasi sel pankreas yang rusak. Flavonoid mempunyai sifat sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kerusakan sel-sel pankreas dari radikal bebas. Mekanisme ekstra pankreatik dapat berlangsung melalui berbagai mekanisme.

Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat absorbsi glukosa di usus, meningkatkan transportrasi glukosa di dalam darah merangsang sintesis glikogen dan menghambat sintesis gluksoa dengan menghambat enzim glukosa 6-fosfatase, fruktosa 1,6-bifosfatase serta meningkatkan oksidasi glukosa melalui glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Glukosa 6-fosfatase dan fruktosa 1,6-bifosfatase merupakan enzim yang berperan dalam glukoneogenesis. Penghambatan pada kedua enzim ini akan menurunkan pembentukan glukosa dari substrat lain selain karbohidrat.

G.Cara penyajian Mahkota Dewa Sebagai Obat

1. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk mengobati diabetes melitus :

Bahan :
-          Mahkota Dewa 5-6 buah, diiris
-          Air bersih 5 gelas
Cara Membuat :
-          Rebus irisan buah mahkota dewa hingga tersisa 3 gelas,lalu saring
-          Minum 3 kali sehari tiap minum 1 gelas
2. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk mengobati Hepatitis :
Bahan :
-          Daging buha Mahkota Dewa kering sebanyak 5 gr
-          Pegagan 15 gr
-          Sambiloto kering 10 gr
-          Daun dewa 15 gr
-          Air bersih 5 gelas
Cara Membuat :
-          Rebus semua bahan hingga tersisa 3 gelas, lalu saring
-          Minum 3 kali sehari tiap minum 1 gelas
3. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk mengobati kanker dan tumor :
Bahan :
-          Daging buah Mahkota Dewa kering sebanyak 5 gr
-          Temu putih 5 gr
-          Sambiloto kering 10 gr
-          Air bersih 5 gelas
Cara Membuat :
-          Rebus semua bahan hingga tersisa 3 gelas, lalu saring
-          Minum 3 kali sehari sebelum makan tiap minum 1 gelas
4. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk mengobati rematik dan asam urat :
Bahan :
-          Daging buah Mahkota Dewa kering sebanyak 5 gr
-          Sambiloto kering 10 gr
-          Air bersih  5 gelas
Cara Membuat :
-          Rebus semua bahan hingga tersisa 3 gelas, lalu saring
-          Minum 3 kali sehari sebelum makan tiap minum 1 gelas
5. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk mengobati disentri :
Bahan :
-          Daging buah Mahkota Dewa sebanyak 5 gr
-          Air bersih 5 gelas

Cara Membuat :
-          Rebus sampai mendidih selama 15 menit , singinka, saring, dan minum airnya sekaligus
6. Membuat obat herbal dari Mahkota Dewa untuk mengobati eksim, gatal-gatal :
Bahan :
-          Daun Mahkota Dewa segar secukupnya
Cara Membuat :
-          Giling sampai halus
-          Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut
-          Ganti 2-3 kali sehari






Mungkin Kamu Tertarik untuk Melihat Artikel Lainnya